Langsung ke konten utama

Sudah kah kalian MANDIRI?

Belajar Mandiri




Seiring berjalannya waktu seseorang akan belajar untuk mulai mandiri dalam hal apapun dalam kehidupan sehari-hari, Mandiri diambil dari (independen atau mandari) yang mengacu pada kemampuan seseorang atau sesuatu yang berdiri sendiri, bekerja sendiri, atau tidak bergantung pada orang lain. Hal seperti sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.

Proses Belajar Mandiri

Umur ketika seseorang belajar menjadi mandiri bisa sangat bervariasi dan bergantung pada berbagai faktor seperti budaya, latar belakang, pendidikan, dan lingkungan. Tidak ada usia tertentu yang menjadi patokan mutlak untuk belajar menjadi mandiri. Beberapa orang mungkin mulai belajar mandiri pada usia yang relatif muda, sementara yang lain mungkin memerlukan waktu lebih lama.

Proses belajar menjadi mandiri biasanya mencakup pengembangan keterampilan seperti :
  1. Keterampilan Financial : mempelajari cara mengelola keuangan, membuat anggaran dan berinventasi
  2. Keterampilan Hidup Sehari-hari : menjadi mandiri dalam hal memasak, membersihkan dan mencuci pakaian, serta merawat diri
  3. Pendidikan dan Pekerjaan : memilih jalur pendidikan atau karier, mencari pekerjaan, dan mengambil tanggung jawab keuangan pribadi.
  4. Keputusan Penting : mengambil keputusan penting dalam kehidupan misalnya seperti rumah, kendaraan dan perencaan masa depan.
Sangat perlu diingat bahwa dalam belajar mandiri itu tetap melalui proses sembari bertambahnya usia sesorang juga akan ada peningkatan pastinya, baik dari keterampilan dan keputusan.

Ciri-ciri Kemandirian Pada Anak

Diantaranya :
  1. Secara fisik mampu bekerja sendiri
  2. Secara mental dapat berfikir sendiri
  3. Secara kreatif mampu mengeskpresikan gagasan dengan bahasa yang mudah dimengerti
  4. Secara emosional kegiatan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan
  5. Mengikuti aturan secara sepontanistik dan hedonistik
  6. Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu

Aspek-aspek Kemandirian

  1. Kebebasan, merupakan hak asasi bagi setiap manusia, begitu juga seorang anak.
  2. Inisiatif, merupakan suatu ide yang diwujudkan ke dalam bentuk tingkah laku.
  3. Percaya diri, merupakan sikap individu yang menunjukkan keyakinan bahwa dirinya dapat mengembangkan rasa dihargai.
  4. Tanggung jawab, merupakan aspek yang tidak hanya ditujukan pada diri anak itu sendiri tetapi juga pada orang lain.
  5. Ketegasan diri, merupakan aspek yang menunjukkan adanya suatu kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jujur itu penting nga sih..., mari kita bahas

JUJUR Katakan sejujurnya... Kalian pernah kan melakukan kegiatan yang namanya jujur. nah kira-kira kalian tahu tidak apa si pengertian dari jujur itu apa, nah berikut penjelasannya Jujur adalah sifat atau perilaku yang mencerminkan kebenaran, integritas, dan ketulusan dalam segala hal. Orang yang jujur ​​mengatakan dan berperilaku sesuai dengan kenyataan tanpa maksud untuk menipu, menyembunyikan fakta, atau berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya. Sikap jujur ​​mencakup transparansi, keterbukaan, dan konsistensi antara perkataan dan tindakan. Beberapa aspek tentang jujur  Hal ini juga perlu kita ketahui agar kita lebih paham akan pentingnya kejujuran itu seperti: Kebenaran: Orang jujur ​​selalu berbicara dengan kebenaran. Mereka tidak menyajikan fakta-fakta atau informasi yang palsu atau terdistorsi. Kebenaran menjadi nilai utama dalam interaksi mereka dengan orang lain. Integritas: Integritas melibatkan keutuhan dan konsistensi dalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai ses

Belajar Hidup Sederhana

Hidup Sederhana Hidup sederhana adalah gaya hidup di mana seseorang memilih untuk menjalani kehidupan dengan cara yang lebih sederhana, fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, dan menghindari konsumsi berlebihan atau kemewahan yang tidak perlu. Dengan kita belajar dan menerapkan konsep hidup Sederhana dalam kehidupan kita, secara langsung kita akan benar-benar menikmati kehidupan kita apa adanya. Aspek-aspek Hidup Sederhana  Beberapa aspeknya : Konsumsi Barang-Barang Materi yang Terbatas: Orang yang menjalani hidup sederhana cenderung membatasi kepemilikan barang-barang material hanya pada yang benar-benar mereka butuhkan, menghindari pemborosan dan konsumsi berlebihan. Kualitas daripada Kuantitas: Mereka lebih memprioritaskan kualitas pengalaman daripada jumlahnya. Ini berarti menghabiskan waktu yang berkualitas dengan orang yang mereka cintai dan mengejar aktivitas yang memberikan makna. Mengurangi Stres dan Kompleksitas: Hidup sederhana sering kali berarti mengurangi stres yang